Peninggalan Peninggalan Sejarah
Apakah
peninggalan sejarah itu? Mari kita ambil contoh dalam hidup sehari - hari.
Apakah keluargamu mempunyai warisan? Biasanya kakek dan nenek atau orang tua
meninggalkan warisan. Warisan itu bisa berupa rumah, tanah, sawah, uang, emas,
pusaka, foto, buku, dan lain - lain. Semua barang warisan itu disebut
peninggalan. Peninggalan ada hubungannya dengan masa lalu. Misalnya, kakek atau
nenekmu mewariskan rumah. Ketika kamu melihat rumah warisan itu, kamu teringat
kakek dan nenekmu. Kamu mungkin teringat akan wajah kakek dan nenekmu. Kamu
mungkin juga teringat akan kebiasaan mereka. Pendeknya, peninggalan tersebut
mengingatkan kita akan masa - masa yang lampau. Lalu apa artinya peninggalan
sejarah? Peninggalan sejarah artinya warisan masa lampau yang mempunyai nilai
sejarah. Jadi, bukan sembarang peninggalan. Peninggalan sejarah membantu kita mengetahui
apa yang terjadi di masa lampau. Apa saja bentuk peninggalan sejarah? Ada
bermacam - macam bentuk peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah bisa berupa
fosil, peralatan dari masa lampau, prasasti, patung, bangunan, naskah/tulisan,
dan cerita atau hikayat. Mari kita bahas lebih lanjut bentuk - bentuk
peninggalan sejarah ini!
1. Fosil
Fosil adalah sisa - sisa tulangbelulang manusia dan
hewan atau tumbuhan yang membatu. Tulang belulang dan sisa - sisa tumbuhan itu
berasal dari masa purba. Mereka tertanam di lapisan tanah. Umumnya, fosil -
fosil ini sudah berumur jutaan tahun. Dari fosil-fosil itu kita bisa mengetahui
kehidupan pada zaman purba. Di beberapa tempat di Indonesia ditemukan berbagai
fosil. Salah satunya adalah fosil tengkorak manusia purba dari Sangiran (Jawa
Tengah). Fosil ini ditemukan pertama kali oleh E. Dubois. Dengan penemuan ini,
kita tahu bahwa di Jawa sudah ada manusia purba ribuan tahun yang lalu.
2. Peralatan dari Zaman Dulu
Ada
banyak peninggalan berupa peralatan yang dipakai pada zaman dahulu. Peralatan
itu dipakai untuk berburu, menangkap ikan, dan bertani. Ada peralatan yang
terbuat dari tulang, batu, dan logam. Dari peninggalan ini kita bisa tahu
kehidupan dan jenis pekerjaan orang pada masa lampau.
3. Prasasti
Prasasti
adalah tulisan - tulisan dari masa lampau. Tulisan ini ditulis pada batu, emas,
perak, perunggu, tembaga, tanah liat, atau tanduk binatang. Prasasti umumnya
berisi cerita tentang suatu kerajaan. Dari prasasti kita bisa informasi tentang
silsilah raja, perjanjian antarkerajaan, hukum suatu kerajaan, agama yang
dianut raja, dan sebagainya. Di Indonesia, ditemukan banyak sekali prasasti.
Misalnya, Prasasti Ciareuteun, Prasasti Yupa, dan Prasasti Kedukan Bukit.
Prasasti - prasasti itu umumnya berasal dari kerajaan - kerajaan yang pernah hidup
dan berkembang di Indonesia. Kebanyakan prasasti yang ditemukan di Indonesia
menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Ada juga prasasti yang
menggunakan bahasa Melayu Kuno.
4. Patung (Arca)
Banyak
sekali peninggalan sejarah berupa patung atau arca. Kebanyakan patung atau arca
ini berasal dari kerajaan Hindu dan Buddha. Bentuk patung itu bermacam - macam.
Ada patung dewa - dewa, ada patung Buddha, ada patung raja dan ratu, dan ada
juga patung yang berupa binatang. Patung - patung itu terbuat dari batu,
perunggu, atau bahkan emas.
5. Bangunan
Bangunan
yang mempunyai nilai sejarah sendiri ada bermacam - macam. Bangunan yang
bernilai sejarah antara lain candi, gedung, tempat ibadat, benteng, istana,
tugu/monumen, dan makam. Mari kita mempelajarinya satu per satu!
a. Candi
Candi
adalah bangunan kuno yang terbuat dari susunan batu. Candi didirikan sebagai
tempat untuk melaksanakan upacara keagamaan. Di Indonesia, ditemukan banyak
candi. Candi yang ada di Indonesia merupakan peninggalan kerajaan - kerajaan
Hindu dan Buddha. Contoh peninggalan sejarah berupa candi antara lain Candi
Borobudur, Prambanan, Muaratakus, dan Mendut.
b. Gedung
Gedung
adalah suatu bangunan rumah. Banyak gedung yang mempunyai nilai sejarah.
Misalnya, Gedung Stovia, Gedung Sumpah Pemuda, Gedung Proklamasi (Jakarta).
c. Tempat Ibadah
Di
Indonesia terdapat banyak sekali tempat ibadah, misalnya masjid, gereja, kuil,
pura dan kelenteng. Ada tempat ibadah yang sudah dibangun ratusan tahun yang
lalu. Contoh tempat ibadah yang bernilai sejarah antara lain adalah Masjid
Demak (Jawa Tengah), Gereja Katedral Jakarta dan Pura Besakih (Bali).
d. Benteng
Benteng
adalah bangunan yang dipergunakan untuk mempertahankan diri dari serangan
musuh. Benteng - benteng yang ada di Indonesia kebanyakan adalah peninggalan
Belanda, Portugis dan Spanyol. Misalnya, Benteng Duurstede di Maluku, Benteng
Malbourough di Bengkulu, Benteng Vredeburg di Yogyakarta.
e. Istana
Istana
adalah tempat tinggal raja atau pemimpin negara. Di Indonesia ada banyak istana
yang bernilai sejarah. Misalnya, Kraton Yogyakarta, Kraton Cirebon, Istana
Negara, dan Istana Bogor.
f. Tugu/Monumen
Tugu
atau monumen adalah suatu bentuk bangunan yang didirikan untuk memperingati
suatu peristiwa. Peristiwa itu dianggap penting atau bersejarah. Misalnya, Tugu
Pahlawan di Surabaya, Tugu Proklamator di Jakarta, Monumen Yogja Kembali,
Monas, dan Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya.
g. Makam
Makam
yang mempunyai nilai sejarah adalah tempat dikuburkannya tokoh - tokoh penting
dalam sejarah. Misalnya, makam Diponegoro di Manado, makam Bung Karno di
Blitar, makam raja - raja Yogyakarta dan Surakarta di Imogiri.
7. Naskah
Contoh
peninggalan sejarah berbentuk naskah/tulisan antara lain buku/kitab dan dokumen
- dokumen penting. Contoh buku - buku peninggalan sejarah antara lain Kitab
Negara Kertagama, Kitab Mahabarata, dan Kitab Sutasoma. Contoh dokumen penting
adalah Naskah Proklamasi, Naskah Supersemar, dan naskah - naskah perjanjian.
C.Mengenal Sejarah Terjadinya Suatu Tempat dan Daerah
Kamu
sudah mengenal peninggalan sejarah berupa benda - benda. Sekarang kita akan
membahas peninggalan sejarah dalam bentuk cerita. Ada cerita lisan, ada juga
cerita tertulis. Setiap tempat memiliki sejarah. Coba tanyakan kepada orang
tuamu tentang sejarah tempat tinggalmu. Apakah orang tuamu tahu sejarah
terjadinya daerahmu? Mungkin mereka akan bercerita bahwa dulunya daerahmu
adalah sawah, atau tanah kosong tempat orang menggembalakan ternak, atau rawa -
rawa, hutan belantara yang angker, dan sebagainya. Cerita tentang terjadinya
suatu tempat atau daerah ada yang bersifat nyata. Maksudnya, kejadian yang
diceritakan memang terjadi. Namun, ada juga yang berupa dongeng yang tidak
nyata. Maksudnya, terjadinya suatu tempat atau daerah tidak seperti yang
diceritakan. Dalam bagian ini kita akan mempelajari bentuk - bentuk cerita
rakyat dan sejarah terjadinya suatu daerah.
1. Macam - macam Cerita Rakyat
Ada
beberapa macam cerita rakyat. Misalnya, legenda, mitos, dongeng, fabel, dan
sage. Bentuk - bentuk cerita ini mengisahkan terjadinya suatu tempat secara
tidak nyata. Meskipun demikian, ada pesan yang ingin disampaikan. Pesan inilah
yang seharusnya dipelajari. Mari kita bahas bentuk cerita rakyat di atas.
a. Legenda
Legenda
adalah cerita terjadinya suatu tempat. Banyak masyarakat yang percaya cerita
itu benar - benar terjadi. Legenda tidak dianggap suci karena tidak ada tokoh
dewa. Contoh legenda antara lain:
- Cerita terjadinya gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat.
- Cerita asal usul nama Banyuwangi di Jawa Timur.
- Cerita terjadinya Rawa Pening di Jawa Tengah.
- Cerita terjadinya Danau Toba di Sumatera Utara.
Apakah
di daerahmu ada legenda tentang terjadinya suatu tempat? Kalau ada, coba
ceritakan. Kalau kamu belum tahu, coba tanyakan kepada guru atau orang tuamu.
Mintalah guru atau orang tuamu menceritakan legenda terjadinya suatu tempat di
lingkunganmu. Kamu juga bisa saling bercerita mengenai legenda suatu tempat
dengan teman - temanmu. Sekarang, mari kita simak salah satu contoh legenda.
Berikut ini adalah legenda terjadinya Gunung Tangkuban Prahu.
Kira -
kira apa pesan dari cerita di atas? Pesan yang dapat kita petik antara lain
sebagai berikut.
- Jangan sembarangan mengucapkan sumpah atau ujar.
- Tidak mungkin seorang anak menikah dengan ibunya sendiri.
b. Mitos
Mitos
adalah cerita yang dipercaya benar - benar terjadi, dianggap suci, dan memiliki
tokoh dewa. Contohnya, asal usul candi Prambanan, asal usul Selat Bali, dan
Putri Buruti Siraso (Sumatera Utara). Perhatikan mitos mengenai asal usul Candi
Prambanan sebagai
berikut :
c. Dongeng
Dongeng
adalah cerita yang tidak pernah terjadi dalam kehidupan nyata. Biasanya berupa
cerita tentang keajaiban atau kesaktian. Misalnya, dongeng Jaka Tarub, Timun
Emas, Bawang Putih dan Bawang Merah, dan sebagainya. Sering kali peristiwa -
peristiwa dalam dongeng tidak masuk akal. Dongeng Bawang Putih Bawang Merah
misalnya. Dongeng ini menceritakan dua orang anak, Bawang Putih dan Bawang
Merah. Sifat kedua anak itu bertolak belakang. Bawang Merah jahat dan Bawang
Putih baik hati. Bawang Putih selalu disakiti oleh Bawang Merah. Suatu ketika
datanglah seorang pangeran dari kerajaan. Pangeran itu mempersunting Bawang
Putih menjadi istrinya. Dongeng ini berasal dari daerah Betawi (Jakarta).
d. Fabel
Fabel
termasuk cerita rakyat. Fabel berisi pendidikan moral. Biasanya berceria
tentang kehidupan hewan atau binatang. Dalam fabel, hewan - hewan bisa bicara
seperti manusia. Kamu tentu mengetahui cerita Kancil dan Buaya serta Kancil dan
Siput, bukan. Dua cerita itu adalah contoh fabel. Coba sebutkan contoh fabel -
fabel lainnya.
e. Sage
Sage
adalah cerita tentang tokoh kepahlawanan. Cerita seperti ini banyak beredar di
masyarakat. Tetapi sumbernya sulit ditemukan. Biasanya merupakan sumber lisan.
2. Sejarah Terjadinya Suatu Daerah
Kamu
sudah mengetahui macam-macam cerita rakyat. Banyak sekali cerita rakyat yang
menceritakan terjadinya suatu daerah. Kamu juga sudah membaca contohnya. Harus
kamu ingat, cerita - cerita itu tidak mengisahkan kejadian sebenarnya. Meskipun
demikian, tempat yang diceritakan benar - benar ada. Sekarang, kita akan
membahas sejarah terjadinya suaut daerah. Sejarah berbeda dengan cerita rakyat.
Sejarah adalah cerita yang benar - benar terjadi. Berikut ini contoh sejarah
terjadinya dua kota atau tempat di Indonesia.
a. Kisah terjadinya Jakarta
Pada
zaman kerajaan Hindu Pajajaran, daerah Jakarta bernama Sunda Kelapa. Sunda
Kelapa adalah kota pelabuhan. Banyak kapalkapal dagang singgah di pelabuhan
Sunda Kelapa. Para pedagang datang dari Palembang, Makassar, Madura, dan Demak.
Melalui pelabuhan ini banyak barang dikirim ke luar negeri. Barang - barang itu
misalnya lada, beras, emas, sayur - sayuran, dan hewan potong. Keramaian Sunda
Kelapa menarik bangsa Portugis. Mereka mulai menduduki Sunda Kelapa pada
tanggal 21 Agustus 1522. Para pedagang Portugis mulai membuat benteng. Kemudian
mereka mau menguasai Sunda Kelapa.
Pada
masa ini Bangsa Portugis diserang pasukan Kerajaan Demak. Penyerangan dipimpin
oleh Fatahillah. Fatahillah berasal dari Kerajaan Samudra Pasai yang berdiri di
Aceh. Ia baru kembali dari Mekkah. Ia memperdalam agama Islam di sana. Sesampai
di tanah air ia sangat sedih. Tanah airnya diduduki bangsa asing. Bangsa asing
itu adalah Bangsa Portugis. Niatnya mengusir Bangsa Portugis semakin kuat.
Namun, Fatahillah tidak langsung menyerbu Sunda Kelapa. Mula-mula, ia pergi ke
Banten. Di Banten, Fatahillah menyebarkan ajaran Islam. Ia tidak lama di
Banten. Kemudian ia pindah ke Demak (Jawa Tengah) dengan maksud sama. Makin
lama, kedudukan Fatahillah makin kuat. Akhirnya, ia memimpin pasukan Demak
menyerbu Portugis. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 Pasukan
Demak tidak gentar menghadapi musuh. Pertempuran hebat terjadi di pantai.
Pasukan Demak berjuang dengan gagah berani. Mereka berjuang sampai titik darah
penghabisan. Setiap jengkal tanah mereka pertahankan. Semangat untuk mengusir
penjajah dari tanah air membakar dada pasukan kerajaan Demak.
Akhirnya,
pasukan Fatahillah menang. Portugis meninggalkan Sunda Kelapa. Kemudian
Fatahillah berkuasa di Sunda Kelapa. Sejak itu, nama Sunda Kelapa diubah
menjadi Jayakarta. Nama Jayakarta berarti kemenangan yang sempurna. Nama itu
dipakai untuk mengenang kemenangan tentara Demak atas bangsa Portugis.
Kemudian, tanggal 22 Juni 1527 ditetapkan sebagai hari lahir kota Jakarta. Nama
Fatahillah sendiri diabadikan menjadi nama museum di Jakarta. Pada masa
penjajahan Belanda Jayakarta berganti nama menjadi Batavia. Sejak awal abad
ke-20, Batavia menjadi pusat kekuasaan Belanda. Batavia dikuasai Jepang pada
tanggal 9 Maret 1942. Sejak itu, nama Batavia diganti menjadi Jakarta sampai
sekarang ini.
b. Kisah terjadinya Yogyakarta
Di
Pulau Jawa bagian tengah terdapat Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta. Pada
zaman dulu kedua kesultanan ini menjadi satu dengan nama Mataram. Waktu itu Ibu
Kota Mataram adalah Kertasura. Kertasura terletak sekitar 10 kilometer sebelah
barat Surakarta (Solo). Tahun 1742 Kerajaan Mataram jatuh karena sebuah
pemberontakan. Raja yang memerintah waktu itu adalah Susuhunan Pakubuwono II.
Raja dan seluruh anggota keluarga kerajaan melarikan diri ke Surakarta (Solo).
Pusat pemerintahan pun beralih ke Surakarta. Waktu itu kerajaan Mataram belum
pulih benar. Raden Mas Said melancarkan pemberontakan.
Sebenarnya
Raden Mas Said adalah kemenakan raja sendiri. Kerajaan Mataram menjadi kacau
balau. Pangeran Mangkubumi mengajukan diri membantu mengatasi kekacauan.
Pangeran Mangkubumi adalah adik raja sendiri. Bantuan Pangeran Mangkubumi tidak
disetujui seorang pejabat kerajaan. Pangeran Mangkubumi merasa kecewa. Dia
bergabung dengan Raden Mas Said. Di bawah pimpinan Raden Mas Said pasukan
pemberontak menyerbu Surakarta. Raja Mataram merasa terdesak. Raja kemudian
meminta bantuan kolonial Belanda untuk meredakan pemberontakan. Pemberontakan
itu dapat digagalkan berkat bantuan tentara kolonial Belanda.
Pada
tahun 1752 pemberontakan berkobar lagi. Pemberontakan berakhir dengan
diadakannya sebuah perjanjian pada tanggal 15 Februari 1755. Namanya Perjanjian
Giyanti. Berdasarkan perjanjian itu Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua,
Mataram Surakarta Hadiningrat dan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat. Susuhunan
Paku Buwono III menjadi raja Mataram Surakarta Hadiningrat. Pangeran Mangkubumi
menjadi raja Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat.
Sebagai
raja ia bergelar Sultan Hamengkubuwono I. Untuk sementara Sultan Hamengkubuwono
I tinggal di Ambar Ketawang. Ia mencari tempat yang cocok untuk mendirikan
pusat kerajaan. Para punggawa akhirnya menemukan sebuah hutan. Namanya
Garijitawati. Letaknya tidak jauh dari Desa Beringin. Di sinilah kemudian didirikan
pusat kerajaan. Tapi, kerajaan yang baru ini belum memiliki nama. Apa nama
kerajaan baru ini?
Pangeran
Mangkubumi dipercaya sebagai jelmaan Dewa Wisnu dalam wujud Khrisna.
Sebelumnya, Dewa Wisnu pernah menjelma menjadi Sri Rahma. Raja Sri Rahma
tinggal di kerajaan Ayodya. Karena itu, cocok jika kerajaan yang baru ini
diberi nama Ayodya. Atau sering disingkat sebagai Yodya. Para pengikut Pangeran
Mangkubumi berharap kerjaan baru ini aman, tenteram, damai, dan sejahtera.
Inilah sebabnya nama Yodya kemudian ditambah dengan kata karta, artinya serba
baik. Demikianlah, kerajaan yang baru ini diberi nama Yodyakarta. Dalam
perkembangan selanjutnya, orang lebih mudah menyebut kerajaan ini dengan nama
Yogyakarta.
D. Menghargai Peninggalan Sejarah
Negara
kita memiliki banyak sekali benda-benda peninggalan sejarah. Benda - benda itu
merupakan warisan masa lampau yang sangat berharga. Benda - benda itu menjadi
milik negara. Benda - benda itu menjadi milik seluruh rakyat Indonesia. Benda -
benda peninggalan sejarah menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Misalnya, kita
bangga mempunyai Candi Borobudur. Bayangkan, pada abad ke-9 bangsa kita sudah
mampu membuat bangunan semegah dan seindah itu! Sudah sepatutnya kita bersikap
menghargai benda - benda peninggalan sejarah. Apa saja bentuk penghargaan kita
itu?
Kasus
di atas menunjukkan peninggalan sejarah kurang dihargai. Benda - benda
purbakala tidak boleh diperjualbelikan. Apalagi untuk mencari keuntungan
pribadi. Seharusnya benda - benda peninggalan sejarah dihargai. Bagaimana
caranya? Mari kita beberapa bentuk penghargaan terhadap benda - benda
peninggalan sejarah.
1. Merawat dan menjaga benda - benda peninggalan sejarah
Banyak
benda peninggalan sejarah berusia ratusan atau bahkan ribuan tahun. Tak heran
benda - benda tersebut rapuh. Bila tidak dirawat dengan baik bisa rusak dan hancur.Merawat
benda - benda peninggalan sejarah merupakan tugas kita semua. Tapi
penanggungjawab utamanya adalah negara. Bagaimana cara merawatnya? Cara menjaga
dan merawat antara lain sebagai berikut:
- Membangun museum - museum untuk menyimpan benda - benda peninggalan sejarah.
- Menjaga dan merawat daerah - daerah cagar budaya. Di daerah cagar budaya biasanya terdapat banyak benda - benda peninggalan sejarah.
- Turut menjaga agar benda - benda peninggalan sejarah tidak dirusak. Benda - benda peninggalan sejarah harus diamankan dari tangan - tangan jahil.
2. Mengunjungi tempat - tempat peninggalan sejarah
Pernahkah
kamu mengunjungi sebuah museum? Kalau belum cobalah melakukannya. Amati benda -
benda apa saja yang disimpan di sana. Mengunjungi museum termasuk salah satu
cara menghargai peninggalan sejarah. Kamu juga bisa mengunjungi peninggalan
sejarah lainnya, misalnya:
- candi,
- makam pahlawan,
- monumen, dan
- istana.
3. Menggunakan benda - benda peninggalan sejarah secara benar
Kamu
sudah tahu bahwa benda - benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara. Kita
harus menggunakan secara benar. Benda - benda itu boleh digunakan untuk
keperluan penelitian. Benda - benda peninggalan sejarah juga boleh dikunjungi.
Bendabenda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita tidak memanfaatkannya
untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjualbelikan benda -
benda peninggalan sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar