Jumat, 14 September 2012

menghargai peninggalan sejarah



Peninggalan Peninggalan Sejarah

Apakah peninggalan sejarah itu? Mari kita ambil contoh dalam hidup sehari - hari. Apakah keluargamu mempunyai warisan? Biasanya kakek dan nenek atau orang tua meninggalkan warisan. Warisan itu bisa berupa rumah, tanah, sawah, uang, emas, pusaka, foto, buku, dan lain - lain. Semua barang warisan itu disebut peninggalan. Peninggalan ada hubungannya dengan masa lalu. Misalnya, kakek atau nenekmu mewariskan rumah. Ketika kamu melihat rumah warisan itu, kamu teringat kakek dan nenekmu. Kamu mungkin teringat akan wajah kakek dan nenekmu. Kamu mungkin juga teringat akan kebiasaan mereka. Pendeknya, peninggalan tersebut mengingatkan kita akan masa - masa yang lampau. Lalu apa artinya peninggalan sejarah? Peninggalan sejarah artinya warisan masa lampau yang mempunyai nilai sejarah. Jadi, bukan sembarang peninggalan. Peninggalan sejarah membantu kita mengetahui apa yang terjadi di masa lampau. Apa saja bentuk peninggalan sejarah? Ada bermacam - macam bentuk peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah bisa berupa fosil, peralatan dari masa lampau, prasasti, patung, bangunan, naskah/tulisan, dan cerita atau hikayat. Mari kita bahas lebih lanjut bentuk - bentuk peninggalan sejarah ini!











1. Fosil

Fosil adalah sisa - sisa tulangbelulang manusia dan hewan atau tumbuhan yang membatu. Tulang belulang dan sisa - sisa tumbuhan itu berasal dari masa purba. Mereka tertanam di lapisan tanah. Umumnya, fosil - fosil ini sudah berumur jutaan tahun. Dari fosil-fosil itu kita bisa mengetahui kehidupan pada zaman purba. Di beberapa tempat di Indonesia ditemukan berbagai fosil. Salah satunya adalah fosil tengkorak manusia purba dari Sangiran (Jawa Tengah). Fosil ini ditemukan pertama kali oleh E. Dubois. Dengan penemuan ini, kita tahu bahwa di Jawa sudah ada manusia purba ribuan tahun yang lalu.
Image:tengkorak manusia piurba.JPG

2. Peralatan dari Zaman Dulu

Ada banyak peninggalan berupa peralatan yang dipakai pada zaman dahulu. Peralatan itu dipakai untuk berburu, menangkap ikan, dan bertani. Ada peralatan yang terbuat dari tulang, batu, dan logam. Dari peninggalan ini kita bisa tahu kehidupan dan jenis pekerjaan orang pada masa lampau.
Image:peralatan tlang jaman dulu.JPG
3. Prasasti
Prasasti adalah tulisan - tulisan dari masa lampau. Tulisan ini ditulis pada batu, emas, perak, perunggu, tembaga, tanah liat, atau tanduk binatang. Prasasti umumnya berisi cerita tentang suatu kerajaan. Dari prasasti kita bisa informasi tentang silsilah raja, perjanjian antarkerajaan, hukum suatu kerajaan, agama yang dianut raja, dan sebagainya. Di Indonesia, ditemukan banyak sekali prasasti. Misalnya, Prasasti Ciareuteun, Prasasti Yupa, dan Prasasti Kedukan Bukit. Prasasti - prasasti itu umumnya berasal dari kerajaan - kerajaan yang pernah hidup dan berkembang di Indonesia. Kebanyakan prasasti yang ditemukan di Indonesia menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Ada juga prasasti yang menggunakan bahasa Melayu Kuno.
Image:ciarueteun.JPG

4. Patung (Arca)

Banyak sekali peninggalan sejarah berupa patung atau arca. Kebanyakan patung atau arca ini berasal dari kerajaan Hindu dan Buddha. Bentuk patung itu bermacam - macam. Ada patung dewa - dewa, ada patung Buddha, ada patung raja dan ratu, dan ada juga patung yang berupa binatang. Patung - patung itu terbuat dari batu, perunggu, atau bahkan emas.

5. Bangunan

Bangunan yang mempunyai nilai sejarah sendiri ada bermacam - macam. Bangunan yang bernilai sejarah antara lain candi, gedung, tempat ibadat, benteng, istana, tugu/monumen, dan makam. Mari kita mempelajarinya satu per satu!

Image:kertarajasasa.JPG

 

a. Candi

Candi adalah bangunan kuno yang terbuat dari susunan batu. Candi didirikan sebagai tempat untuk melaksanakan upacara keagamaan. Di Indonesia, ditemukan banyak candi. Candi yang ada di Indonesia merupakan peninggalan kerajaan - kerajaan Hindu dan Buddha. Contoh peninggalan sejarah berupa candi antara lain Candi Borobudur, Prambanan, Muaratakus, dan Mendut.
b. Gedung
Gedung adalah suatu bangunan rumah. Banyak gedung yang mempunyai nilai sejarah. Misalnya, Gedung Stovia, Gedung Sumpah Pemuda, Gedung Proklamasi (Jakarta).
c. Tempat Ibadah
Di Indonesia terdapat banyak sekali tempat ibadah, misalnya masjid, gereja, kuil, pura dan kelenteng. Ada tempat ibadah yang sudah dibangun ratusan tahun yang lalu. Contoh tempat ibadah yang bernilai sejarah antara lain adalah Masjid Demak (Jawa Tengah), Gereja Katedral Jakarta dan Pura Besakih (Bali).

Image:gungdsde.JPG
d. Benteng
Benteng adalah bangunan yang dipergunakan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Benteng - benteng yang ada di Indonesia kebanyakan adalah peninggalan Belanda, Portugis dan Spanyol. Misalnya, Benteng Duurstede di Maluku, Benteng Malbourough di Bengkulu, Benteng Vredeburg di Yogyakarta.
Image:malborough.JPG
e. Istana
Istana adalah tempat tinggal raja atau pemimpin negara. Di Indonesia ada banyak istana yang bernilai sejarah. Misalnya, Kraton Yogyakarta, Kraton Cirebon, Istana Negara, dan Istana Bogor.
f. Tugu/Monumen
Tugu atau monumen adalah suatu bentuk bangunan yang didirikan untuk memperingati suatu peristiwa. Peristiwa itu dianggap penting atau bersejarah. Misalnya, Tugu Pahlawan di Surabaya, Tugu Proklamator di Jakarta, Monumen Yogja Kembali, Monas, dan Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya.

Image:tugu plokamator.JPG
g. Makam
Makam yang mempunyai nilai sejarah adalah tempat dikuburkannya tokoh - tokoh penting dalam sejarah. Misalnya, makam Diponegoro di Manado, makam Bung Karno di Blitar, makam raja - raja Yogyakarta dan Surakarta di Imogiri.

Image:makam bltar.JPG

 

 

7. Naskah

Contoh peninggalan sejarah berbentuk naskah/tulisan antara lain buku/kitab dan dokumen - dokumen penting. Contoh buku - buku peninggalan sejarah antara lain Kitab Negara Kertagama, Kitab Mahabarata, dan Kitab Sutasoma. Contoh dokumen penting adalah Naskah Proklamasi, Naskah Supersemar, dan naskah - naskah perjanjian.

C.Mengenal Sejarah Terjadinya Suatu Tempat dan Daerah

Kamu sudah mengenal peninggalan sejarah berupa benda - benda. Sekarang kita akan membahas peninggalan sejarah dalam bentuk cerita. Ada cerita lisan, ada juga cerita tertulis. Setiap tempat memiliki sejarah. Coba tanyakan kepada orang tuamu tentang sejarah tempat tinggalmu. Apakah orang tuamu tahu sejarah terjadinya daerahmu? Mungkin mereka akan bercerita bahwa dulunya daerahmu adalah sawah, atau tanah kosong tempat orang menggembalakan ternak, atau rawa - rawa, hutan belantara yang angker, dan sebagainya. Cerita tentang terjadinya suatu tempat atau daerah ada yang bersifat nyata. Maksudnya, kejadian yang diceritakan memang terjadi. Namun, ada juga yang berupa dongeng yang tidak nyata. Maksudnya, terjadinya suatu tempat atau daerah tidak seperti yang diceritakan. Dalam bagian ini kita akan mempelajari bentuk - bentuk cerita rakyat dan sejarah terjadinya suatu daerah.

1. Macam - macam Cerita Rakyat

Ada beberapa macam cerita rakyat. Misalnya, legenda, mitos, dongeng, fabel, dan sage. Bentuk - bentuk cerita ini mengisahkan terjadinya suatu tempat secara tidak nyata. Meskipun demikian, ada pesan yang ingin disampaikan. Pesan inilah yang seharusnya dipelajari. Mari kita bahas bentuk cerita rakyat di atas.
a. Legenda
Legenda adalah cerita terjadinya suatu tempat. Banyak masyarakat yang percaya cerita itu benar - benar terjadi. Legenda tidak dianggap suci karena tidak ada tokoh dewa. Contoh legenda antara lain:
  1. Cerita terjadinya gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat.
  2. Cerita asal usul nama Banyuwangi di Jawa Timur.
  3. Cerita terjadinya Rawa Pening di Jawa Tengah.
  4. Cerita terjadinya Danau Toba di Sumatera Utara.
Apakah di daerahmu ada legenda tentang terjadinya suatu tempat? Kalau ada, coba ceritakan. Kalau kamu belum tahu, coba tanyakan kepada guru atau orang tuamu. Mintalah guru atau orang tuamu menceritakan legenda terjadinya suatu tempat di lingkunganmu. Kamu juga bisa saling bercerita mengenai legenda suatu tempat dengan teman - temanmu. Sekarang, mari kita simak salah satu contoh legenda. Berikut ini adalah legenda terjadinya Gunung Tangkuban Prahu.

Image:tangkuban.JPG
Kira - kira apa pesan dari cerita di atas? Pesan yang dapat kita petik antara lain sebagai berikut.
  1. Jangan sembarangan mengucapkan sumpah atau ujar.
  2. Tidak mungkin seorang anak menikah dengan ibunya sendiri.
 
 
 
 
 
 
b. Mitos
Mitos adalah cerita yang dipercaya benar - benar terjadi, dianggap suci, dan memiliki tokoh dewa. Contohnya, asal usul candi Prambanan, asal usul Selat Bali, dan Putri Buruti Siraso (Sumatera Utara). Perhatikan mitos mengenai asal usul Candi Prambanan sebagai berikut :

Image:pamama2.JPG
 
c. Dongeng
Dongeng adalah cerita yang tidak pernah terjadi dalam kehidupan nyata. Biasanya berupa cerita tentang keajaiban atau kesaktian. Misalnya, dongeng Jaka Tarub, Timun Emas, Bawang Putih dan Bawang Merah, dan sebagainya. Sering kali peristiwa - peristiwa dalam dongeng tidak masuk akal. Dongeng Bawang Putih Bawang Merah misalnya. Dongeng ini menceritakan dua orang anak, Bawang Putih dan Bawang Merah. Sifat kedua anak itu bertolak belakang. Bawang Merah jahat dan Bawang Putih baik hati. Bawang Putih selalu disakiti oleh Bawang Merah. Suatu ketika datanglah seorang pangeran dari kerajaan. Pangeran itu mempersunting Bawang Putih menjadi istrinya. Dongeng ini berasal dari daerah Betawi (Jakarta).
d. Fabel
Fabel termasuk cerita rakyat. Fabel berisi pendidikan moral. Biasanya berceria tentang kehidupan hewan atau binatang. Dalam fabel, hewan - hewan bisa bicara seperti manusia. Kamu tentu mengetahui cerita Kancil dan Buaya serta Kancil dan Siput, bukan. Dua cerita itu adalah contoh fabel. Coba sebutkan contoh fabel - fabel lainnya.
e. Sage
Sage adalah cerita tentang tokoh kepahlawanan. Cerita seperti ini banyak beredar di masyarakat. Tetapi sumbernya sulit ditemukan. Biasanya merupakan sumber lisan.

2. Sejarah Terjadinya Suatu Daerah

Kamu sudah mengetahui macam-macam cerita rakyat. Banyak sekali cerita rakyat yang menceritakan terjadinya suatu daerah. Kamu juga sudah membaca contohnya. Harus kamu ingat, cerita - cerita itu tidak mengisahkan kejadian sebenarnya. Meskipun demikian, tempat yang diceritakan benar - benar ada. Sekarang, kita akan membahas sejarah terjadinya suaut daerah. Sejarah berbeda dengan cerita rakyat. Sejarah adalah cerita yang benar - benar terjadi. Berikut ini contoh sejarah terjadinya dua kota atau tempat di Indonesia.
a. Kisah terjadinya Jakarta
Pada zaman kerajaan Hindu Pajajaran, daerah Jakarta bernama Sunda Kelapa. Sunda Kelapa adalah kota pelabuhan. Banyak kapalkapal dagang singgah di pelabuhan Sunda Kelapa. Para pedagang datang dari Palembang, Makassar, Madura, dan Demak. Melalui pelabuhan ini banyak barang dikirim ke luar negeri. Barang - barang itu misalnya lada, beras, emas, sayur - sayuran, dan hewan potong. Keramaian Sunda Kelapa menarik bangsa Portugis. Mereka mulai menduduki Sunda Kelapa pada tanggal 21 Agustus 1522. Para pedagang Portugis mulai membuat benteng. Kemudian mereka mau menguasai Sunda Kelapa.
Pada masa ini Bangsa Portugis diserang pasukan Kerajaan Demak. Penyerangan dipimpin oleh Fatahillah. Fatahillah berasal dari Kerajaan Samudra Pasai yang berdiri di Aceh. Ia baru kembali dari Mekkah. Ia memperdalam agama Islam di sana. Sesampai di tanah air ia sangat sedih. Tanah airnya diduduki bangsa asing. Bangsa asing itu adalah Bangsa Portugis. Niatnya mengusir Bangsa Portugis semakin kuat. Namun, Fatahillah tidak langsung menyerbu Sunda Kelapa. Mula-mula, ia pergi ke Banten. Di Banten, Fatahillah menyebarkan ajaran Islam. Ia tidak lama di Banten. Kemudian ia pindah ke Demak (Jawa Tengah) dengan maksud sama. Makin lama, kedudukan Fatahillah makin kuat. Akhirnya, ia memimpin pasukan Demak menyerbu Portugis. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 Pasukan Demak tidak gentar menghadapi musuh. Pertempuran hebat terjadi di pantai. Pasukan Demak berjuang dengan gagah berani. Mereka berjuang sampai titik darah penghabisan. Setiap jengkal tanah mereka pertahankan. Semangat untuk mengusir penjajah dari tanah air membakar dada pasukan kerajaan Demak.

Image:fatahhillah jt.JPG
Akhirnya, pasukan Fatahillah menang. Portugis meninggalkan Sunda Kelapa. Kemudian Fatahillah berkuasa di Sunda Kelapa. Sejak itu, nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta. Nama Jayakarta berarti kemenangan yang sempurna. Nama itu dipakai untuk mengenang kemenangan tentara Demak atas bangsa Portugis. Kemudian, tanggal 22 Juni 1527 ditetapkan sebagai hari lahir kota Jakarta. Nama Fatahillah sendiri diabadikan menjadi nama museum di Jakarta. Pada masa penjajahan Belanda Jayakarta berganti nama menjadi Batavia. Sejak awal abad ke-20, Batavia menjadi pusat kekuasaan Belanda. Batavia dikuasai Jepang pada tanggal 9 Maret 1942. Sejak itu, nama Batavia diganti menjadi Jakarta sampai sekarang ini.
b. Kisah terjadinya Yogyakarta
Di Pulau Jawa bagian tengah terdapat Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta. Pada zaman dulu kedua kesultanan ini menjadi satu dengan nama Mataram. Waktu itu Ibu Kota Mataram adalah Kertasura. Kertasura terletak sekitar 10 kilometer sebelah barat Surakarta (Solo). Tahun 1742 Kerajaan Mataram jatuh karena sebuah pemberontakan. Raja yang memerintah waktu itu adalah Susuhunan Pakubuwono II. Raja dan seluruh anggota keluarga kerajaan melarikan diri ke Surakarta (Solo). Pusat pemerintahan pun beralih ke Surakarta. Waktu itu kerajaan Mataram belum pulih benar. Raden Mas Said melancarkan pemberontakan.
Sebenarnya Raden Mas Said adalah kemenakan raja sendiri. Kerajaan Mataram menjadi kacau balau. Pangeran Mangkubumi mengajukan diri membantu mengatasi kekacauan. Pangeran Mangkubumi adalah adik raja sendiri. Bantuan Pangeran Mangkubumi tidak disetujui seorang pejabat kerajaan. Pangeran Mangkubumi merasa kecewa. Dia bergabung dengan Raden Mas Said. Di bawah pimpinan Raden Mas Said pasukan pemberontak menyerbu Surakarta. Raja Mataram merasa terdesak. Raja kemudian meminta bantuan kolonial Belanda untuk meredakan pemberontakan. Pemberontakan itu dapat digagalkan berkat bantuan tentara kolonial Belanda.
Pada tahun 1752 pemberontakan berkobar lagi. Pemberontakan berakhir dengan diadakannya sebuah perjanjian pada tanggal 15 Februari 1755. Namanya Perjanjian Giyanti. Berdasarkan perjanjian itu Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua, Mataram Surakarta Hadiningrat dan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat. Susuhunan Paku Buwono III menjadi raja Mataram Surakarta Hadiningrat. Pangeran Mangkubumi menjadi raja Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat.
Sebagai raja ia bergelar Sultan Hamengkubuwono I. Untuk sementara Sultan Hamengkubuwono I tinggal di Ambar Ketawang. Ia mencari tempat yang cocok untuk mendirikan pusat kerajaan. Para punggawa akhirnya menemukan sebuah hutan. Namanya Garijitawati. Letaknya tidak jauh dari Desa Beringin. Di sinilah kemudian didirikan pusat kerajaan. Tapi, kerajaan yang baru ini belum memiliki nama. Apa nama kerajaan baru ini?
Image:keeerrrttn.JPG
Pangeran Mangkubumi dipercaya sebagai jelmaan Dewa Wisnu dalam wujud Khrisna. Sebelumnya, Dewa Wisnu pernah menjelma menjadi Sri Rahma. Raja Sri Rahma tinggal di kerajaan Ayodya. Karena itu, cocok jika kerajaan yang baru ini diberi nama Ayodya. Atau sering disingkat sebagai Yodya. Para pengikut Pangeran Mangkubumi berharap kerjaan baru ini aman, tenteram, damai, dan sejahtera. Inilah sebabnya nama Yodya kemudian ditambah dengan kata karta, artinya serba baik. Demikianlah, kerajaan yang baru ini diberi nama Yodyakarta. Dalam perkembangan selanjutnya, orang lebih mudah menyebut kerajaan ini dengan nama Yogyakarta.

D. Menghargai Peninggalan Sejarah

Negara kita memiliki banyak sekali benda-benda peninggalan sejarah. Benda - benda itu merupakan warisan masa lampau yang sangat berharga. Benda - benda itu menjadi milik negara. Benda - benda itu menjadi milik seluruh rakyat Indonesia. Benda - benda peninggalan sejarah menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Misalnya, kita bangga mempunyai Candi Borobudur. Bayangkan, pada abad ke-9 bangsa kita sudah mampu membuat bangunan semegah dan seindah itu! Sudah sepatutnya kita bersikap menghargai benda - benda peninggalan sejarah. Apa saja bentuk penghargaan kita itu?
Kasus di atas menunjukkan peninggalan sejarah kurang dihargai. Benda - benda purbakala tidak boleh diperjualbelikan. Apalagi untuk mencari keuntungan pribadi. Seharusnya benda - benda peninggalan sejarah dihargai. Bagaimana caranya? Mari kita beberapa bentuk penghargaan terhadap benda - benda peninggalan sejarah.

1. Merawat dan menjaga benda - benda peninggalan sejarah

Banyak benda peninggalan sejarah berusia ratusan atau bahkan ribuan tahun. Tak heran benda - benda tersebut rapuh. Bila tidak dirawat dengan baik bisa rusak dan hancur.Merawat benda - benda peninggalan sejarah merupakan tugas kita semua. Tapi penanggungjawab utamanya adalah negara. Bagaimana cara merawatnya? Cara menjaga dan merawat antara lain sebagai berikut:

  • Membangun museum - museum untuk menyimpan benda - benda peninggalan sejarah.
  • Menjaga dan merawat daerah - daerah cagar budaya. Di daerah cagar budaya biasanya terdapat banyak benda - benda peninggalan sejarah.
  • Turut menjaga agar benda - benda peninggalan sejarah tidak dirusak. Benda - benda peninggalan sejarah harus diamankan dari tangan - tangan jahil.

2. Mengunjungi tempat - tempat peninggalan sejarah

Pernahkah kamu mengunjungi sebuah museum? Kalau belum cobalah melakukannya. Amati benda - benda apa saja yang disimpan di sana. Mengunjungi museum termasuk salah satu cara menghargai peninggalan sejarah. Kamu juga bisa mengunjungi peninggalan sejarah lainnya, misalnya:
  1. candi,
  2. makam pahlawan,
  3. monumen, dan
  4. istana.

Image:sd jalan.JPG

3. Menggunakan benda - benda peninggalan sejarah secara benar

Kamu sudah tahu bahwa benda - benda peninggalan sejarah adalah kekayaan negara. Kita harus menggunakan secara benar. Benda - benda itu boleh digunakan untuk keperluan penelitian. Benda - benda peninggalan sejarah juga boleh dikunjungi. Bendabenda peninggalan sejarah bukan milik pribadi. Kita tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya, kita tidak boleh memperjualbelikan benda - benda peninggalan sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar